Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur asing
A.
Pendahuluan
Era globalisasi dan
internasionalisasi member peluang yang luas bagi bangsa ini untuk mengembangkan
diri. Tentunya hal itu haruslah didukung oleh sumber daya manusia yang handal inilah
yang akan menjadi tulang punggung bagi keberhasilan bangsa.
Situasi ini sangat
menguntungkan bagi para pengajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing. Pada
awalnya pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing ini hanya sebagai bentuk
pelayanan bagi beberapa peserta didik berasak dari luar negeri yang ingin
belajar Bahasa Indonesia. Saat ini pengajaran Bahasa Indonesia mulai dilirik
dan diminati oleh warga Negara lain, terutama yang berada di zona asia-pasifik.
Populasi penduduk,
letak geografis, keindahan alam, kebudayaana yang kaya, dan perusahaan asing
yang berinvestasi, menjadi beberapa alasan yang menyebabkan banyak orang asing
yang ingin belajar Bahasa Indonesia.
Memang pada awal
tahun 1999, ketika krisis ekonomi dan moneter, kemudian krisis politik dan
kepemimpinan dan menyeruak di tanah air ini, pemianat bahasa Indonesia pun
sedikit berkurang, ditambanh lagi dengan kondisi keamanan yang tidak kondusif
hamper diseluruh tanah air. Gencarnya Travel Warning yang disampingkan oleh
banyak pemerintah Negara asal peserta didik membuat pelajaran Bahasa Indonesia.
Bagi penutur asing (BIPA) kurang peminatnya. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh
pengajar BIPA di tanah air saja, tetapi juga dapat dirasakan oleh pengajar BIPA
di luar negeri.
Namun demikian, peminat
Bahasa Indonesia berangsur-angsur bertambah. Di beberapa sekolah umum yang ada
di luar negeri, bahasa Indonesia tetap menjadi salah satu mata pelajaran bahasa
asing yang dipelajari. Misalnya di Perancis, Selandia Baru, Australia dan
Jepang. Di beberapa Perguruan Tinggi Negara Jiran, Bahasa Indonesia mennjadi
salah satu jurusan bahasa asing yang secara berangsur-angsur diminati.
Kemajuan teknologi
yang pesat pada masa kini menjadi salah satu alternative perguruan bahasa,
selain dipelajari di sekolah umum atau perpengajaran tinggi. Pengajaran BIPA
pun ditawarkan melalui media internet. Penggunaan media internet sangat
membantu penyebaran dana informasi seputar Bahasa Indonesia.
Banyak Website atau
situs yang menawarkan pembelajaran Bahasa Indonesia yang gratis. Pembelajaran
ini sangat menguntungkan bagi pelajar dan pembelajar yang tidak dapat mengikuti
pembelajaaran Bahasa Indonesia di kelas.
Terlepas dari
kemajuan teknologi penunjang atau sarana pembelajaran yang canggih dan suasana
politik yang terjadi, strategi dan pendekatan pengajaran bahasa sangat penting
untuk dibicarakan. Ada beberapa metode dan pendekatan yang dapat kita gunakan
utnuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa.
B.
Uraian
1. Posisi Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam berbagai
keperluan,seperti pernigaan dan penyampaian informasi.masalahnya ialahsudah
siapkah bahasa Indonesia bersaing dengan bahasa-bahasa lain dalam mengemban
peran tersebut?jawaban itu akan kembali kepada seluruh rakyat Indonesia.
Jumlah
penutur bahasa Indonesia,jika diukur dari jumlah penduduk Indonesia yaitu ada
pada urutan ke empat Negara perpenduduk besar di dunia,tentu merupakan kekuatan
besar dalam penempatan posisi bahasa Indonesia diantara bahasa-bahasa
lain.dengan demikian,factor politik ekonomi,social budaya dan mutu sumbear daya
manusia lebih memainkan peran dalam penentuan posisi suatu bangsa dalam tatanan
kehidupan global berbagai hal diatas telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai
salah satu bahasa yang penting dalam jajaran bahasa-bahasa didunia.kenyataan
itu telah mendorong bangsa-bangsa lain mempelajari bahasa Indonesia.
2. Selayang Pandang Pengajaran
Bahasa Indonesia Bagi Orang Asing
Dari
pengamatan sementara dapat ditemukan dengan mudah beberapa metode pengajaran
bahasa Indonesia bagi anglofon(penutur Bahasa inggris),penutur bahasa
jepang,penutur bahasa jerman frankofon(penutur bahasa perancis).
Implikasi
dari criteria diatas adalah kebutuhan bahan ajar yang mampu memupuk percaya
diri si pembelajar dalam mempelajari bahasa Indonesia
3. Pengajaran Bahasa Indonesia
bagi penutur Asing (BIPA)
Permasalahan-permasalahan
tentang pembalajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing memberikan gambaran
betapa penting upaya peningkatan jumlah dan mutu pembelajaran bahasa Indonesia
untuk bangsa-bangsa Indonesia bangsa lain yang akan mempelajari bahasa
Indonesia dalam persiapan memasuki kehidupan baru.dalam upaya pelayanan
informasi tentang Indonesia.menteri Negara kebudayaan dan
pariwisata.mengungkapkan gagasan pembentukan pusat-pusat budaya di luar
negeri.gagasan ini patut disambut dengan gembira.salah satu aktivitas pusat
kebudayaan itu adalah penyelenggaraan bahasa Indonesia.ini merupakan salah satu
peluang pengelola pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing,disamping
BIPA.
Untuk
berbagai kepentingan itu diperlukan kebijakan nasional tentang pengajaran
bahasa Indonesia untuk orang asing.kebijakan itu antara lain,kurikulum,bahan
ajar,tenaga pengajar,sarana.
a. Kurikulum
kurikulum merupakan landasan berpijak dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia.berbagai perkembangan telah terjadi dalam dunia
pengajaran,baik dalam pendekatan,metode,teknik,bahan ajar maupun perkembangan perilaku kehidupan
masyarakat penutur Indonesia.
·
Tujuan
Tujuan pengajaran
meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan dalam lima butir
rumusan yang pada intinya peserta didik menghargai dan membanggakan, memahami
serta dapat menggunakan bahasa Indonesia; memiliki disiplin dalam berpikir dan
berbahasa; serta mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra. Tujuan khusus
meliputi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
·
Tujuan
Umum
1. Pelajar
BIPA mengenal Bahasa Indonesia sebagai lambing identitas nasional Indonesisa
2. Pelajar
BIPA memahami Bahasa Indonesia secara linguistis (ejaan, fonologi, morfologi, sintaksis,
dan kosakata)
3. Pelajar
BIPA mampu menggunakan Bahasa Indonesia dalam berbagai ragamnya baik secara
reseptif maupun produktif
4. Pelajar
BIPA mampu mengapresiasi sastra Indonesia dalam berbagai bentuknya (prosa,
puisi, drama, syair lagu)
·
Tujuan
Khusus
Pelajar
BIPA mampu :
1. Mengucapkan
kata dan kalimat dengan ucapan yang tepat dan intonasi yang sesuai dengan
maksudnya.
2. Menggunakan
berbagai bentuk imbuhan dengan maknanya
3. Menggunakan
makna dengan maknanya
4. Mendapatkan
dan menggunakan sinonim, antonym, dan hanonim
5. Memahami
bahwa pesan yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk dan dapat
menggunakannya
6. Memahami
bahwa bentuk yang sama dapat mengungkapkan berbagai makna
7. Mengenal
dan menikmati puisi, prosa, dan drama Indonesia
8. Menerima
peasan dan ungkapan perasaan orang lain dan menanggapinya secara lisan dan
tertulis
9. Menggunakan
perasaan, pendapat, angan-angan dan pengalaman secara lisan dan tertulis
sesusai dengan medianya
10. Berinteraksi
dan menjalin hubungan dengan orang lain secara lisan menurut keadaan
11. Menikmati
keindahan dan menangkap pesan yang disampaikan dalam puisi, prosa, drama, dan
syair lagu
·
Ruang
Lingkup Bahan dan Sumbernya
Ruang lingkup BIPA
meliputi kebahasaan, kecakapan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis), apresiasi sastra. Sumber bahan meliputi sumber tertulis dan sumber
lisan.
·
Sistem
Evaluasi
Evaluasi tidak hanya
dapat dilakukan secara sumatif, yaitu pada akhir suatu program. Evaluasi justru
perlu dilakukan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perubahan (kemajuan)
pelajar dan keefektifan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam evaluasi itu
paling baik apabila pelajar diikutsertakan agar mereka dapat melihat kemajuan
diri sendiri.
Evaluasi untuk
kemampuan komunikatif dapat menggunakan tes diskrit dan tes terpadu. Tes
diskrit sesuai untuk komponen kebahasaan dan fonologi, morfologi, sintaksis,
dan leksikon, sedangkan tes terpadu lebih sesuai untuk kecakapan berbahasa.
b. Bahan Ajar
Salah satu cara yang
dapat ditempuh ialah penyusunan bahan ajar yang didasarkan pada kebutuhan orang
yang akan belajar bahasa tersebut. Ada dua jenis penggunaan bahasa, yaitu
penggunaan bahasa resmi dan penggunaan bahasa tek resmi.
Sebagai sebuah
system, bahasa Indonesia harus dipandang sebagai salah satu kesatuaan yang
utuh. Oleh karena itu bahan ajar tatabahasa diitegrasiksn dengan bahan ajar
aspek lain; begitu juga system tulis (ejaan). Aspek belajar bahasa lisan
(menyimak dan berbicara) serta aspek belajar bahasa tulis (membaca dan menulis)
dilakukan secara terintegrasi pula.
c. Tenaga Pengajar
Kebutuhan akan tenaga
pengajar dapat dirasakan mengingat berbagai keperluan perluasan dan peningkatan
baik jumlah maupun mutu penyelenggaraan BIPA, baik di tanah air maupun di luar
negeri terealisasi. Dalam bulletin Pengajaran BIPA volume 1/1 (1999:1) dinyatakan
bahwa :
“Pokok permasalahan
BIPA adalah sumber daya manusia (SDM) yang tidak terlatih . Kita belum memiliki
tenaga pengajar BIPA yang memiliki kualifikasi karena program BIPA memang belum
menjadi salah satu program study LPTK. Pengajar-pengajar BIPA yang ada sekarang
tidak pernah mengenal lelah untuk belajar dan mencoba berbagai kiat pengajaran.
Mereka itu seperti seorang bayi yang hendak belajar berjalan tidak lelah untuk
bangkit kembali setelah kaki mereka terpeleset.”
d. Sarana
Berbagai upaya peningkatan
mutu pengajaran BIPA perlu diimbangi dengan penyediaan sarana yang memadai.
Bahan ajar dalam bentuk buku teks saja tidak menarik perhatian. Bahan ajar itu
perlu dikemas dalam bentuk audio atau audio-visual / CD Rom, bahkan dapat
dimanfaatkan teknologi informatika, seperti internet.
Keberhasilan
penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses belajar tersebut terlihat dari hasil
tes yang mereka jalani. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan itu, diperlukan
sarana uji kemahiran berbahasa. Untuk itu Pusat Bahasa telah memiliki Sarana
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai salah satu sarana pengukur
keberhasilan dalam belajar Bahasa Indonesia. UKBI ini dapat dijadikan standar
evaluasi dalam bahan ajar BIPA.
4. Kesulitan Bahasa Indonesia
bagi Penutur Asing
Berkaitan
dengan beberapa kesulitan pengajaran BIPA, Sunendar (2000) menyatakan beberapa
permasalahan pada pengajaran BIPA, yaitu :
·
Kurangnya penanaman impresi
yang baik
·
Kesulitan menentukan / menemukan materi-materi
·
Pengajar dan pembelajar
terperangkap pada masalah struktur / tatabahasa
·
Pembelajar memiliki latar
belakang bahasa yang memiliki karakter huruf berbeda dengan bahasa Indonesia
(Karakter huruf latin)
Hidayat
(2001) mengemukakan pula berbagai kendala yang menyebabkan peserta didik asing
kurang menguasai struktur kalimat bahasa Indonesia. Yaitu :
a. Kandungan
makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang mereka pahami
b. Pemahaman
terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar
c. Satuan-satuan
linguistic yang menjadi unsur pembangun kalimat BI belum mereka kuasai
d. Kerancuan
pemahaman terhadap posisi fungsi, kategori, dan peran dalam sebuah kalimat
e. Penggunaan
BI masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan bahasa ibunya
f. Struktur
pola kalimat BI berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu mereka
g. Penggunaan
kosakata dan proses pembentukannya belum banyak mereka ketahui
h. Penguasaan
membaca buku-buku kebiasaan masih kurang
Kalimat
dapat dikatakan efektif apabila memiliki :
a. Kesatuan
gagasan
b. Koherensi
yang kompak
c. Diksi
yang cocok
d. Ragam
atau variasi
e. Paralelisme
f. Kelogisan
ynag runtut dan runtun
g. Penekanan,
dan
h. Kehematan
5. Ranah Teknologi Penguasaan
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing
Pringgawidagda
(2002) menyatakan bahwa teknologi penguasaan berbahasa adalah teori dan praktik
mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, dan mengevaluasi proses dan sumber
untuk menguasai bahasa sebagai alat komunikasi. Definisi tersebut memngandung
pengertian bahwa unsure teori dan praktik harus betul-betul dapat
diamplikasikan dalam pembelajaran berbahasa. Praktik yang dimaksud tentu
disesuaikan dengan tujuan, manfaat, situasi, kondisi, lingkunagn belajar, dan
pembelajar.
a.
Ranah
Desain
Ranah desain atau rancanagan
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing terdiri atas 4 macam :
·
Rancanagan Sistem
pembelajaran : Kurikulum, SAP (Satuan Acara Perkulihan), GBPP (Garis-garis
Besar Program Pengajaran), AMP (Analis Materi Pelajaran), RP (Rancanagan
Pembelajaran
·
Rancanagn meteri berupa
materi pelajaran
·
Strategi pembelajaran,
berupa teknik, metode, dan cara yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia sebagai bahasa asing
·
Karekteristik pembelajaran,
yaitu meninjau cirri-ciri pembelajaran dilihat dari karakteristik , gaya, dan
strategi
b.
Ranah
Pengembangan
Ranah pengembangan ini dapat berupa :
·
Teknologi cetak berupa buku
pelajaran, dll
·
Teknologi audio visual,
antara lain video, VCD, Televisi, LCD
·
Teknoloogi berbasis
computer, yaitu cara-cara untuk menghasilakan dan menyebarluaskan materi
pembelajaran bahasa dengan menggunakan computer dengan menggunakan
sumber-sumber yang didasarkan pada micro processor, misalnya pembelajaran
dengan bantuan computer, belajar jarak jauh dengan computer, internet,
pembelajaran yang dikelola dengan computer
·
Teknologi terpadu, yaitu
pembelajaran bahasa dengan cara memproduksi dan menyebarluaskan materi pembelajaran
bahasa yang mengandung media (hypermedia)
c.
Ranah
pemakaian
Ranah Pemakaian yang dapat dijadikan
sumber belajar adalah :
·
Pemakaian media, yaitu
penggunaan media sebagai sarana penunjang dalam PBM
·
Difusi inovasi, yaitu
penyebaran hasil-hasil inovatif yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia
·
Implementasi dan
institusionalisasi. Implementasi adalah penggunaan materi atau strategi
pembelajaran bahasa dalam setting yang sesungguhnya. Institusionalisasi adalah
penggunaan inovasi pembelajaran secara terus menerus dan rutin dalam struktur
dan kultur pembelajaran bahasa, sehingga pembelajaran bahasa menjadi mapan dan
senantiasa berkembang kearah yang lebih maju dan berkualitas karena
memberdayakan teknologi.
d.
Ranah
Manajemen
Ranah manajemen adalah sebagai berikut :
·
Manajemen proyek, yaitu
melibatkan perencanaan, monitoring, pengembangan. Misalnya dengan melakukan
upgrading
·
Manajemen sumber, melibatkan
perencanaan, monitoring, pengontrolan system dukungan sumber, misaknya
fasilitas, waktu
·
Manajemen system penyebaran,
melibatkan sisten penyebaran proses pembelajaran berbahasa, misalnya belajar
jarak jauh
·
Manajemen Informasi,
melibatkan penyimpanan, transfer, dan proses informasi untuk memberikan sumber
belajar bagi pembelajar, misalnya media elektronik
e.
Ranah
Evaluasi
Evaluasi adalah proses penentuan
kesesuaian pembelajaran, taraf ketercapaian tujuan, umpan balik, serta
pengambilan keputusan.
·
Analisis masalah, melibatkan
penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pemerolehan
informasi dan pembuatan keputusan
·
Pengukuran beragam criteria.
Dalam pengambilan keputusan dari hasil akhir penilaian ditentukan acuan
penilaian yang akan digunakan, antara PAP (Penilaian Acuan Patokan) dan PAN
(Penilaian Acauan Norma)
·
Evaluasi formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
penguasaan materi pembelajaran berbahasa sebagai dasar untuk perkembangan lebih
lanjut (umpan balik(, misalnya ulangan harian, kuis, atau tes setelah pokok
bahasan terakhir. Evaluasi sumatif untuk memperoleh informasi hasil
pembelajaran bahasa sebagai dasar penganbilan keputusan, misalnya UTS (Ujian
Tengan Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester).
6. Strategi pembelajaran Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Asing
Penelitian
yang dilakukan oleh Lengkanawati (1997) menunjukkan beberapa strategi belajar
mandiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam
keempat keterampilan berbahasa, yaitu:
·
Ketrampialan
menyimak, yaitu :
a. Mentranskipsi
bahan tugas menyimak untuk meningkatkan pemahamannya dalam menyimak dan
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam melafalakan bunyi-bunyi bahasa
target sehingga mendekati pelafalan menurut asli
b. Memperhatikan
pengajaran dengan seksama tatkala pengajar mengoreksi kesalahan tuturan dirinya
atau tuturan pelajaran lainnya.
c. Menyimak
tuturan penutur asli dengan seksama baik dari media elektronik maupun dari
tuturan langsung
d. Memperhatikan
isi maupun bentuk bahasa yang digunakan pengajar di kelas
·
Ketrampilan
berbicara, yaitu :
1. Meniru
dan melafalkan kata – kata atau frase –frase yang digunakan penutur asli dalam
rekaman .
2. Mencoba
mengingat pola kalimat yag benar yang ditemukannya sewaktu mentranskripsikan
wacana bahasa target yang didengarnya.
3. Menggunakan
pola kalimat yang baik yang digunakan oleh para penulis yang baik yang
dikemukakan dalam teks yang dibacanya untuk digunakan dalam berbicara.
4. Pada
tahap awal, memaksa diri utnuk menggunakan bahasa target dengan tidak terlalu
khawatir melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa tersebut.
·
Ketrampilan
membaca, yaitu banyak membaca berbagai macam wacanan
untuk meningkatkan kemampuan membacanya dan memperluas kosakata bahasa target.
·
Ketrampilan
menulis, yaitu :
a. Menggunakan
kemampuan menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa target.
b. Meniru
gaya tulisan dan pola kalimat yang digunakan para penulisa yang baik yang
ditemukannya sewaktu membaca teks berbahasa target untuk digunakannya dalam
membuat tulisan dalam bahasa target.
7. Penambahan Impresi pada
Awal Tatap Muka
Pada
umumnya tuntutan pembelajar asing pemula ketika mempelajari bahasa Indonesia
adalah Bahasa Lisan.Impresi pembelajar terhadap pelajaran – pelajaran pertama,
selain dipengaruhi faktor – faktor lainnya , banyak ditentukan oleh materi atau
bahan ajar yang diberikan.Keberhasilan seleksi materi dilihat dari mengalirnya
kontak antara pengajar dan peserta didik dalam suasana belajar yang
menyenangkan. Dengan perkataan lain, penumbuhan materi –materi awal yang baik,
yang ikut menentukan keberhasilan pengajaran bahasa Indonesia pada tahap
selanjutnya.
Pemberian
materi – materi awal ini dilakukan melalui suatu mekanisme regular seperti:
dialog, struktur, latihan – latihan struktur, dan latihan menulis. Model urutan
materi demikian diberikan di INALCO (Institut Nasional des Langues et
Civilisations Orientales ) Paris pada jurusan Bahasa Timur Jauh, termasuk
bahasa Indonesia, yang menggunakan M thode d’Indon sien (1985) karangan Pierre
Labrousse.
8. Model Pembelajaran Keterampilan
Menyimak
Keterampilan
menyimak menurut Rost (1991:4) digambarkan dalam gambar berikut ini :
Keterampilan Mempersepsi :
·
Membedakan bunyi bahasa
·
Mengenali kata
|
Keterampilan Menganalisis :
·
Mengidentifikasi satuan gramatikal
·
Mengidentifikasi satuan pragmatis
|
Ketrampilan Menyintesis :
· Mengubungkan
penanda bahasa dengan penanda lainnya
· Memanfaatkan
latar belakang pengetahuan
|
a.
Tujuan
Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Tujuan pembelajaran dan keterampilan
menyimak bagi tingkat pemula dapat memahami tuturan (pernyataan) singkat (sederhana).
Tujuan pembelajaran ketrampilan menyimak
bagi tingkat menengah :
·
Memahami percakapan
sederhana
·
Memahami berbagai tuturan
(pernyataan) sederhana yang berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
Tujuan
pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat lanjut :
·
Memahami percakapan
·
Memahami berbagai jenis
tuturan (pernyataan) yang berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi,
dan persuasi.
b.
Bahan
Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Untuk tingkat pemula, materi bahan ajar
yang berhubungan dengan keterampilan menyimak dapat disajikan dalam tema-tema
sebagai berikut :
·
Benda-benda yang ada dalam
kelas
·
Warna
·
Binatang
·
Angka 1-100
·
Waktu (Jam, Hari, Bulan,
Tahun)
·
Istilah Kekeluargaan
·
Identifikasi diri
·
Ungkapan salam
Untuk tingkat menengah materi bahan ajar
yang dapat disajikan adalah sebagai berikut :
·
Informasi biografis
·
Makanan
·
Angka 100-1000 atau lebih
·
Hobi
·
Transportasi
·
Percakapan lewat telepon
·
Kesehatan
·
Ekonomi
·
Situasi social : Ungkapan
salam atau Membuat janji
Untuk tingkat lanjut , materi bahan ajar
dapat lebih kompleks, misalnya yang berhubungan dengan :
·
Pers (Media massa)
·
Sosial
·
Politik
·
Ekonomi
·
Pendidikan
·
Periwisata
·
Sejarah
·
Budaya
·
Kesehatan
c.
Teknik-teknik
Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Untuk teknik-teknik pembelajaran
keterampilan menyimak bagi tingkat pemula dapat dilakukan teknik sebagai
berikut :
·
Demonstrasi
·
Dikte
·
Permainan kartu kata
·
Wawancara
·
Permainan memori
·
Biografi
·
Manajemen kertas
·
Kisah diri
·
Permainan telepon
Untuk tingkat menengah, teknik yang
dapat digunakan adalah :
·
Demonstrasi
·
Imajinasi music
·
Biografi
·
Pentas drama pendek
·
Wawancara
·
Permainan kartu kata
·
Kisah diri
·
Permainan telepon
·
Percakapan satu pihak
(monolog)
·
Dikte
·
Pesan tercatat
·
Pidato pendek
Untuk tingkat yang lebih tinggi, yaitu
tingkat lanjut, teknik-teknik keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan
teknik :
·
Demostrasi
·
Biografi
·
Kisah diri
·
Peta drama
·
Wawancara
·
Percakapan satu pihak
·
Alternative
·
Dikte
·
Permainan kartu kata
·
Pesan tercatat
·
Peta cerita
·
Talk show
·
Pidato
·
Melengkapi cerita
·
Testimoni
9. Model Pembelajaran
Ketrampilan berbicara
Ada
beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh pengajar sebelum mengajarkan
bahasa kedua dengan model pembelajaran keterampilan berbicara :
a. Berbicara
dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal
b. Berbicara
adalah proses berkomunikasi individu
c. Berbicara
adalah ekspresi kreatif
d. Berbicara
adalah tingkah laku
e. Berbicara
dipengaruhi kekayaan pengalaman
f. Berbicara
merupakan sarana memperluas cakrawala
g. Berbicara
adalah pancaran pribadi
Hal
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
a.
Tujuan
Pembelajaran Keterampilan berbicara
Untuk tingkat pemula tingkat
pembelajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa pesarta didik dapat
:
·
Melafalkan bunyi-bunyi
bahasa
·
Menyampaikan Informasi
·
Menyatakan setuju atau tidak
setuju
·
Menjelaskan identitas diri
·
Menceritakan kembali hasil
simakan atau bacaan
·
Bermain peran
Untuk tingkat menengah, tujuan
pembalajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat
:
·
Menyampaikan inforamasi
·
Berpartisipasi dalam
percakapan
·
Menjelaskan identitas diri
·
Menceritakan kembali hasil
simakan atau bacaan
·
Melakukan wawancara
·
Bermain peran
·
Menyampaikan gagasan dalam
diskusi atau pidato
Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu
tingkat lanjut, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan
bahwa peserta didik dapat :
·
Menyampaikan informasi
·
Berpartisipasi dalam
percakapan
·
Menjelaskan identitas diri
·
Menceritakan kembali hasil
simakan atau hasil bacaan
·
Berpartisipasi dalam
wawancara
·
Bermain peran
·
Menyampaikan gagasan dalam
diskusi, pidato, atau debat
b.
Teknik-teknik
Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Untuk tingkat pemula teknik-teknik
pembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut
:
·
Ulang ucap
·
Lihat ucap
·
Permainan kartu kata
·
Wawancara
·
Permainan memori
·
Reka cerita gambar
·
Biografi
·
Manajemen kelas
·
Bermain peran
·
Permainan telepon
·
Permainan alphabet
Untuk tingkat menengah, teknik-teknik
pembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut
:
·
Dramatisasi
·
Elaborasi
·
Reka cerita gambar
·
Biografi
·
Permainan memori
·
Wawancara
·
Permainan kartu kata
·
Diskusi
·
Permainan telepon
·
Percakapan satu pihak
·
Pidato pendek
·
Parafrase
·
Melanjutkan cerita
·
Permainan alphabet
Untuk tingkat yang paling tinggi yaitu
tingkat lanjut, teknik-teknik pembelajaran keterampilan berbicara yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut :
·
Dramatisasi
·
Elaborasi
·
Reka cerita gambar
·
Biografi
·
Permainan memori
·
Diskusi
·
Wawancara
·
Pidato
·
Melanjutkan cerita
·
Talk show
·
Parafrase
·
Debat