Pengikut

Jumat, 08 Juni 2012

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing


Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur asing
A.   Pendahuluan
Era globalisasi dan internasionalisasi member peluang yang luas bagi bangsa ini untuk mengembangkan diri. Tentunya hal itu haruslah didukung oleh sumber daya manusia yang handal inilah yang akan menjadi tulang punggung bagi keberhasilan bangsa.
Situasi ini sangat menguntungkan bagi para pengajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing. Pada awalnya pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing ini hanya sebagai bentuk pelayanan bagi beberapa peserta didik berasak dari luar negeri yang ingin belajar Bahasa Indonesia. Saat ini pengajaran Bahasa Indonesia mulai dilirik dan diminati oleh warga Negara lain, terutama yang berada di zona asia-pasifik.
Populasi penduduk, letak geografis, keindahan alam, kebudayaana yang kaya, dan perusahaan asing yang berinvestasi, menjadi beberapa alasan yang menyebabkan banyak orang asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia.
Memang pada awal tahun 1999, ketika krisis ekonomi dan moneter, kemudian krisis politik dan kepemimpinan dan menyeruak di tanah air ini, pemianat bahasa Indonesia pun sedikit berkurang, ditambanh lagi dengan kondisi keamanan yang tidak kondusif hamper diseluruh tanah air. Gencarnya Travel Warning yang disampingkan oleh banyak pemerintah Negara asal peserta didik membuat pelajaran Bahasa Indonesia. Bagi penutur asing (BIPA) kurang peminatnya. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh pengajar BIPA di tanah air saja, tetapi juga dapat dirasakan oleh pengajar BIPA di luar negeri.
Namun demikian, peminat Bahasa Indonesia berangsur-angsur bertambah. Di beberapa sekolah umum yang ada di luar negeri, bahasa Indonesia tetap menjadi salah satu mata pelajaran bahasa asing yang dipelajari. Misalnya di Perancis, Selandia Baru, Australia dan Jepang. Di beberapa Perguruan Tinggi Negara Jiran, Bahasa Indonesia mennjadi salah satu jurusan bahasa asing yang secara berangsur-angsur diminati.
Kemajuan teknologi yang pesat pada masa kini menjadi salah satu alternative perguruan bahasa, selain dipelajari di sekolah umum atau perpengajaran tinggi. Pengajaran BIPA pun ditawarkan melalui media internet. Penggunaan media internet sangat membantu penyebaran dana informasi seputar Bahasa Indonesia.
Banyak Website atau situs yang menawarkan pembelajaran Bahasa Indonesia yang gratis. Pembelajaran ini sangat menguntungkan bagi pelajar dan pembelajar yang tidak dapat mengikuti pembelajaaran Bahasa Indonesia di kelas.
Terlepas dari kemajuan teknologi penunjang atau sarana pembelajaran yang canggih dan suasana politik yang terjadi, strategi dan pendekatan pengajaran bahasa sangat penting untuk dibicarakan. Ada beberapa metode dan pendekatan yang dapat kita gunakan utnuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa.
B.   Uraian
1.    Posisi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam berbagai keperluan,seperti pernigaan dan penyampaian informasi.masalahnya ialahsudah siapkah bahasa Indonesia bersaing dengan bahasa-bahasa lain dalam mengemban peran tersebut?jawaban itu akan kembali kepada seluruh rakyat Indonesia.
Jumlah penutur bahasa Indonesia,jika diukur dari jumlah penduduk Indonesia yaitu ada pada urutan ke empat Negara perpenduduk besar di dunia,tentu merupakan kekuatan besar dalam penempatan posisi bahasa Indonesia diantara bahasa-bahasa lain.dengan demikian,factor politik ekonomi,social budaya dan mutu sumbear daya manusia lebih memainkan peran dalam penentuan posisi suatu bangsa dalam tatanan kehidupan global berbagai hal diatas telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang penting dalam jajaran bahasa-bahasa didunia.kenyataan itu telah mendorong bangsa-bangsa lain mempelajari bahasa Indonesia.

2.    Selayang Pandang Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Orang Asing
Dari pengamatan sementara dapat ditemukan dengan mudah beberapa metode pengajaran bahasa Indonesia bagi anglofon(penutur Bahasa inggris),penutur bahasa jepang,penutur bahasa jerman frankofon(penutur bahasa perancis).
Implikasi dari criteria diatas adalah kebutuhan bahan ajar yang mampu memupuk percaya diri si pembelajar dalam mempelajari bahasa Indonesia

3.    Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur Asing (BIPA)
Permasalahan-permasalahan tentang pembalajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing memberikan gambaran betapa penting upaya peningkatan jumlah dan mutu pembelajaran bahasa Indonesia untuk bangsa-bangsa Indonesia bangsa lain yang akan mempelajari bahasa Indonesia dalam persiapan memasuki kehidupan baru.dalam upaya pelayanan informasi tentang Indonesia.menteri Negara kebudayaan dan pariwisata.mengungkapkan gagasan pembentukan pusat-pusat budaya di luar negeri.gagasan ini patut disambut dengan gembira.salah satu aktivitas pusat kebudayaan itu adalah penyelenggaraan bahasa Indonesia.ini merupakan salah satu peluang pengelola pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing,disamping BIPA.
Untuk berbagai kepentingan itu diperlukan kebijakan nasional tentang pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing.kebijakan itu antara lain,kurikulum,bahan ajar,tenaga pengajar,sarana.
a.  Kurikulum
kurikulum merupakan landasan berpijak dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia.berbagai perkembangan telah terjadi dalam dunia pengajaran,baik dalam pendekatan,metode,teknik,bahan ajar  maupun perkembangan perilaku kehidupan masyarakat penutur Indonesia.
·      Tujuan
Tujuan pengajaran meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan dalam lima butir rumusan yang pada intinya peserta didik menghargai dan membanggakan, memahami serta dapat menggunakan bahasa Indonesia; memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa; serta mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra. Tujuan khusus meliputi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
·      Tujuan Umum
1.  Pelajar BIPA mengenal Bahasa Indonesia sebagai lambing identitas nasional Indonesisa
2.  Pelajar BIPA memahami Bahasa Indonesia secara linguistis (ejaan, fonologi, morfologi, sintaksis, dan kosakata)
3.  Pelajar BIPA mampu menggunakan Bahasa Indonesia dalam berbagai ragamnya baik secara reseptif maupun produktif
4.  Pelajar BIPA mampu mengapresiasi sastra Indonesia dalam berbagai bentuknya (prosa, puisi, drama, syair lagu)
·      Tujuan Khusus
Pelajar BIPA mampu :
1.  Mengucapkan kata dan kalimat dengan ucapan yang tepat dan intonasi yang sesuai dengan maksudnya.
2.  Menggunakan berbagai bentuk imbuhan dengan maknanya
3.  Menggunakan makna dengan maknanya
4.  Mendapatkan dan menggunakan sinonim, antonym, dan hanonim
5.  Memahami bahwa pesan yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk dan dapat menggunakannya
6.  Memahami bahwa bentuk yang sama dapat mengungkapkan berbagai makna
7.  Mengenal dan menikmati puisi, prosa, dan drama Indonesia
8.  Menerima peasan dan ungkapan perasaan orang lain dan menanggapinya secara lisan dan tertulis
9.  Menggunakan perasaan, pendapat, angan-angan dan pengalaman secara lisan dan tertulis sesusai dengan medianya
10. Berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain secara lisan menurut keadaan
11. Menikmati keindahan dan menangkap pesan yang disampaikan dalam puisi, prosa, drama, dan syair lagu
·      Ruang Lingkup Bahan dan Sumbernya
Ruang lingkup BIPA meliputi kebahasaan, kecakapan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis), apresiasi sastra. Sumber bahan meliputi sumber tertulis dan sumber lisan.
·      Sistem Evaluasi
Evaluasi tidak hanya dapat dilakukan secara sumatif, yaitu pada akhir suatu program. Evaluasi justru perlu dilakukan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perubahan (kemajuan) pelajar dan keefektifan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam evaluasi itu paling baik apabila pelajar diikutsertakan agar mereka dapat melihat kemajuan diri sendiri.
Evaluasi untuk kemampuan komunikatif dapat menggunakan tes diskrit dan tes terpadu. Tes diskrit sesuai untuk komponen kebahasaan dan fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon, sedangkan tes terpadu lebih sesuai untuk kecakapan berbahasa.
b.  Bahan Ajar
Salah satu cara yang dapat ditempuh ialah penyusunan bahan ajar yang didasarkan pada kebutuhan orang yang akan belajar bahasa tersebut. Ada dua jenis penggunaan bahasa, yaitu penggunaan bahasa resmi dan penggunaan bahasa tek resmi.
Sebagai sebuah system, bahasa Indonesia harus dipandang sebagai salah satu kesatuaan yang utuh. Oleh karena itu bahan ajar tatabahasa diitegrasiksn dengan bahan ajar aspek lain; begitu juga system tulis (ejaan). Aspek belajar bahasa lisan (menyimak dan berbicara) serta aspek belajar bahasa tulis (membaca dan menulis) dilakukan secara terintegrasi pula.
c.  Tenaga Pengajar
Kebutuhan akan tenaga pengajar dapat dirasakan mengingat berbagai keperluan perluasan dan peningkatan baik jumlah maupun mutu penyelenggaraan BIPA, baik di tanah air maupun di luar negeri terealisasi. Dalam bulletin Pengajaran BIPA volume 1/1 (1999:1) dinyatakan bahwa :
“Pokok permasalahan BIPA adalah sumber daya manusia (SDM) yang tidak terlatih . Kita belum memiliki tenaga pengajar BIPA yang memiliki kualifikasi karena program BIPA memang belum menjadi salah satu program study LPTK. Pengajar-pengajar BIPA yang ada sekarang tidak pernah mengenal lelah untuk belajar dan mencoba berbagai kiat pengajaran. Mereka itu seperti seorang bayi yang hendak belajar berjalan tidak lelah untuk bangkit kembali setelah kaki mereka terpeleset.”
d.  Sarana
Berbagai upaya peningkatan mutu pengajaran BIPA perlu diimbangi dengan penyediaan sarana yang memadai. Bahan ajar dalam bentuk buku teks saja tidak menarik perhatian. Bahan ajar itu perlu dikemas dalam bentuk audio atau audio-visual / CD Rom, bahkan dapat dimanfaatkan teknologi informatika, seperti internet.
Keberhasilan penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses belajar tersebut terlihat dari hasil tes yang mereka jalani. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan itu, diperlukan sarana uji kemahiran berbahasa. Untuk itu Pusat Bahasa telah memiliki Sarana Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai salah satu sarana pengukur keberhasilan dalam belajar Bahasa Indonesia. UKBI ini dapat dijadikan standar evaluasi dalam bahan ajar BIPA.
4.    Kesulitan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Berkaitan dengan beberapa kesulitan pengajaran BIPA, Sunendar (2000) menyatakan beberapa permasalahan pada pengajaran BIPA, yaitu :
·         Kurangnya penanaman impresi yang baik
·         Kesulitan menentukan  / menemukan materi-materi
·         Pengajar dan pembelajar terperangkap pada masalah struktur / tatabahasa
·         Pembelajar memiliki latar belakang bahasa yang memiliki karakter huruf berbeda dengan bahasa Indonesia (Karakter huruf latin)
Hidayat (2001) mengemukakan pula berbagai kendala yang menyebabkan peserta didik asing kurang menguasai struktur kalimat bahasa Indonesia. Yaitu :
a.    Kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang mereka pahami
b.    Pemahaman terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar
c.    Satuan-satuan linguistic yang menjadi unsur pembangun kalimat BI belum mereka kuasai
d.    Kerancuan pemahaman terhadap posisi fungsi, kategori, dan peran dalam sebuah kalimat
e.    Penggunaan BI masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan bahasa ibunya
f.     Struktur pola kalimat BI berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu mereka
g.    Penggunaan kosakata dan proses pembentukannya belum banyak mereka ketahui
h.    Penguasaan membaca buku-buku kebiasaan masih kurang
Kalimat dapat dikatakan efektif apabila memiliki :
a.    Kesatuan gagasan
b.    Koherensi yang kompak
c.    Diksi yang cocok
d.    Ragam atau variasi
e.    Paralelisme
f.     Kelogisan ynag runtut dan runtun
g.    Penekanan, dan
h.    Kehematan
5.    Ranah Teknologi Penguasaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing
Pringgawidagda (2002) menyatakan bahwa teknologi penguasaan berbahasa adalah teori dan praktik mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, dan mengevaluasi proses dan sumber untuk menguasai bahasa sebagai alat komunikasi. Definisi tersebut memngandung pengertian bahwa unsure teori dan praktik harus betul-betul dapat diamplikasikan dalam pembelajaran berbahasa. Praktik yang dimaksud tentu disesuaikan dengan tujuan, manfaat, situasi, kondisi, lingkunagn belajar, dan pembelajar.
a.    Ranah Desain
Ranah desain atau rancanagan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing terdiri atas 4 macam :
·         Rancanagan Sistem pembelajaran : Kurikulum, SAP (Satuan Acara Perkulihan), GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran), AMP (Analis Materi Pelajaran), RP (Rancanagan Pembelajaran
·         Rancanagn meteri berupa materi pelajaran
·         Strategi pembelajaran, berupa teknik, metode, dan cara yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing
·         Karekteristik pembelajaran, yaitu meninjau cirri-ciri pembelajaran dilihat dari karakteristik , gaya, dan strategi
b.    Ranah Pengembangan
Ranah pengembangan ini dapat berupa :
·         Teknologi cetak berupa buku pelajaran, dll
·         Teknologi audio visual, antara lain video, VCD, Televisi, LCD
·         Teknoloogi berbasis computer, yaitu cara-cara untuk menghasilakan dan menyebarluaskan materi pembelajaran bahasa dengan menggunakan computer dengan menggunakan sumber-sumber yang didasarkan pada micro processor, misalnya pembelajaran dengan bantuan computer, belajar jarak jauh dengan computer, internet, pembelajaran yang dikelola dengan computer
·         Teknologi terpadu, yaitu pembelajaran bahasa dengan cara memproduksi dan menyebarluaskan materi pembelajaran bahasa yang mengandung media (hypermedia)
c.    Ranah pemakaian
Ranah Pemakaian yang dapat dijadikan sumber belajar adalah :
·         Pemakaian media, yaitu penggunaan media sebagai sarana penunjang dalam PBM
·         Difusi inovasi, yaitu penyebaran hasil-hasil  inovatif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia
·         Implementasi dan institusionalisasi. Implementasi adalah penggunaan materi atau strategi pembelajaran bahasa dalam setting yang sesungguhnya. Institusionalisasi adalah penggunaan inovasi pembelajaran secara terus menerus dan rutin dalam struktur dan kultur pembelajaran bahasa, sehingga pembelajaran bahasa menjadi mapan dan senantiasa berkembang kearah yang lebih maju dan berkualitas karena memberdayakan teknologi.
d.    Ranah Manajemen
Ranah manajemen adalah sebagai berikut :
·         Manajemen proyek, yaitu melibatkan perencanaan, monitoring, pengembangan. Misalnya dengan melakukan upgrading
·         Manajemen sumber, melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan system dukungan sumber, misaknya fasilitas, waktu
·         Manajemen system penyebaran, melibatkan sisten penyebaran proses pembelajaran berbahasa, misalnya belajar jarak jauh
·         Manajemen Informasi, melibatkan penyimpanan, transfer, dan proses informasi untuk memberikan sumber belajar bagi pembelajar, misalnya media elektronik
e.    Ranah Evaluasi
Evaluasi adalah proses penentuan kesesuaian pembelajaran, taraf ketercapaian tujuan, umpan balik, serta pengambilan keputusan.
·         Analisis masalah, melibatkan penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pemerolehan informasi dan pembuatan keputusan
·         Pengukuran beragam criteria. Dalam pengambilan keputusan dari hasil akhir penilaian ditentukan acuan penilaian yang akan digunakan, antara PAP (Penilaian Acuan Patokan) dan PAN (Penilaian Acauan Norma)
·         Evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan materi pembelajaran berbahasa sebagai dasar untuk perkembangan lebih lanjut (umpan balik(, misalnya ulangan harian, kuis, atau tes setelah pokok bahasan terakhir. Evaluasi sumatif untuk memperoleh informasi hasil pembelajaran bahasa sebagai dasar penganbilan keputusan, misalnya UTS (Ujian Tengan Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester).
6.    Strategi pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing
Penelitian yang dilakukan oleh Lengkanawati (1997) menunjukkan beberapa strategi belajar mandiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam keempat keterampilan berbahasa, yaitu:
·         Ketrampialan menyimak, yaitu :
a.    Mentranskipsi bahan tugas menyimak untuk meningkatkan pemahamannya dalam menyimak dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam melafalakan bunyi-bunyi bahasa target sehingga mendekati pelafalan menurut asli
b.    Memperhatikan pengajaran dengan seksama tatkala pengajar mengoreksi kesalahan tuturan dirinya atau tuturan pelajaran lainnya.
c.    Menyimak tuturan penutur asli dengan seksama baik dari media elektronik maupun dari tuturan langsung
d.    Memperhatikan isi maupun bentuk bahasa yang digunakan pengajar di kelas
·         Ketrampilan berbicara, yaitu :
1.    Meniru dan melafalkan kata – kata atau frase –frase yang digunakan penutur asli dalam rekaman .
2.    Mencoba mengingat pola kalimat yag benar yang ditemukannya sewaktu mentranskripsikan wacana bahasa target yang didengarnya.
3.    Menggunakan pola kalimat yang baik yang digunakan oleh para penulis yang baik yang dikemukakan dalam teks yang dibacanya untuk digunakan dalam berbicara.
4.    Pada tahap awal, memaksa diri utnuk menggunakan bahasa target dengan tidak terlalu khawatir melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa tersebut.
·         Ketrampilan membaca, yaitu banyak membaca berbagai macam wacanan untuk meningkatkan kemampuan membacanya dan memperluas kosakata bahasa target.
·         Ketrampilan menulis, yaitu :
a.    Menggunakan kemampuan menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa target.
b.    Meniru gaya tulisan dan pola kalimat yang digunakan para penulisa yang baik yang ditemukannya sewaktu membaca teks berbahasa target untuk digunakannya dalam membuat tulisan dalam bahasa target.
7.    Penambahan Impresi   pada Awal Tatap Muka
Pada umumnya tuntutan pembelajar asing pemula ketika mempelajari bahasa Indonesia adalah Bahasa Lisan.Impresi pembelajar terhadap pelajaran – pelajaran pertama, selain dipengaruhi faktor – faktor lainnya , banyak ditentukan oleh materi atau bahan ajar yang diberikan.Keberhasilan seleksi materi dilihat dari mengalirnya kontak antara pengajar dan peserta didik dalam suasana belajar yang menyenangkan. Dengan perkataan lain, penumbuhan materi –materi awal yang baik, yang ikut menentukan keberhasilan pengajaran bahasa Indonesia pada tahap selanjutnya.
Pemberian materi – materi awal ini dilakukan melalui suatu mekanisme regular seperti: dialog, struktur, latihan – latihan struktur, dan latihan menulis. Model urutan materi demikian diberikan di INALCO (Institut Nasional des Langues et Civilisations Orientales ) Paris pada jurusan Bahasa Timur Jauh, termasuk bahasa Indonesia, yang menggunakan M thode d’Indon sien (1985) karangan Pierre Labrousse.
8.    Model Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak menurut Rost (1991:4) digambarkan dalam gambar berikut ini :

 







Keterampilan Mempersepsi :
·         Membedakan bunyi bahasa
·         Mengenali kata
Keterampilan Menganalisis :
·         Mengidentifikasi satuan gramatikal
·         Mengidentifikasi satuan pragmatis
Ketrampilan Menyintesis :
·       Mengubungkan penanda bahasa dengan penanda lainnya
·       Memanfaatkan latar belakang pengetahuan


a.    Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Tujuan pembelajaran dan keterampilan menyimak bagi tingkat pemula dapat memahami tuturan  (pernyataan) singkat (sederhana).
Tujuan pembelajaran ketrampilan menyimak bagi tingkat menengah :
·         Memahami percakapan sederhana
·         Memahami berbagai tuturan (pernyataan) sederhana yang berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Tujuan pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat lanjut :
·         Memahami percakapan
·         Memahami berbagai jenis tuturan (pernyataan) yang berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
b.    Bahan Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Untuk tingkat pemula, materi bahan ajar yang berhubungan dengan keterampilan menyimak dapat disajikan dalam tema-tema sebagai berikut :
·         Benda-benda yang ada dalam kelas
·         Warna
·         Binatang
·         Angka 1-100
·         Waktu (Jam, Hari, Bulan, Tahun)
·         Istilah Kekeluargaan
·         Identifikasi diri
·         Ungkapan salam

Untuk tingkat menengah materi bahan ajar yang dapat disajikan adalah sebagai berikut :
·         Informasi biografis
·         Makanan
·         Angka 100-1000 atau lebih
·         Hobi
·         Transportasi
·         Percakapan lewat telepon
·         Kesehatan
·         Ekonomi
·         Situasi social : Ungkapan salam atau Membuat janji

Untuk tingkat lanjut , materi bahan ajar dapat lebih kompleks, misalnya yang berhubungan dengan :
·         Pers (Media massa)
·         Sosial
·         Politik
·         Ekonomi
·         Pendidikan
·         Periwisata
·         Sejarah
·         Budaya
·         Kesehatan
c.    Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Untuk teknik-teknik pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat pemula dapat dilakukan teknik sebagai berikut :
·         Demonstrasi
·         Dikte
·         Permainan kartu kata
·         Wawancara
·         Permainan memori
·         Biografi
·         Manajemen kertas
·         Kisah diri
·         Permainan telepon

Untuk tingkat menengah, teknik yang dapat digunakan adalah :
·         Demonstrasi
·         Imajinasi music
·         Biografi
·         Pentas drama pendek
·         Wawancara
·         Permainan kartu kata
·         Kisah diri
·         Permainan telepon
·         Percakapan satu pihak (monolog)
·         Dikte
·         Pesan tercatat
·         Pidato pendek

Untuk tingkat yang lebih tinggi, yaitu tingkat lanjut, teknik-teknik keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan teknik :
·         Demostrasi
·         Biografi
·         Kisah diri
·         Peta drama
·         Wawancara
·         Percakapan satu pihak
·         Alternative
·         Dikte
·         Permainan kartu kata
·         Pesan tercatat
·         Peta cerita
·         Talk show
·         Pidato
·         Melengkapi cerita
·         Testimoni


9.    Model Pembelajaran Ketrampilan berbicara
Ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh pengajar sebelum mengajarkan bahasa kedua dengan model pembelajaran keterampilan berbicara :
a.    Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal
b.    Berbicara adalah proses berkomunikasi individu
c.    Berbicara adalah ekspresi kreatif
d.    Berbicara adalah tingkah laku
e.    Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman
f.     Berbicara merupakan sarana memperluas cakrawala
g.    Berbicara adalah pancaran pribadi

Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

 












a.    Tujuan Pembelajaran Keterampilan berbicara
Untuk tingkat pemula tingkat pembelajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa pesarta didik dapat :
·         Melafalkan bunyi-bunyi bahasa
·         Menyampaikan Informasi
·         Menyatakan setuju atau tidak setuju
·         Menjelaskan identitas diri
·         Menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan
·         Bermain peran

Untuk tingkat menengah, tujuan pembalajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat :
·         Menyampaikan inforamasi
·         Berpartisipasi dalam percakapan
·         Menjelaskan identitas diri
·         Menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan
·         Melakukan wawancara
·         Bermain peran
·         Menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato

Untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu tingkat lanjut, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat :
·         Menyampaikan informasi
·         Berpartisipasi dalam percakapan
·         Menjelaskan identitas diri
·         Menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan
·         Berpartisipasi dalam wawancara
·         Bermain peran
·         Menyampaikan gagasan dalam diskusi, pidato, atau debat

b.    Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Untuk tingkat pemula teknik-teknik pembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
·         Ulang ucap
·         Lihat ucap
·         Permainan kartu kata
·         Wawancara
·         Permainan memori
·         Reka cerita gambar
·         Biografi
·         Manajemen kelas
·         Bermain peran
·         Permainan telepon
·         Permainan alphabet

Untuk tingkat menengah, teknik-teknik pembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
·         Dramatisasi
·         Elaborasi
·         Reka cerita gambar
·         Biografi
·         Permainan memori
·         Wawancara
·         Permainan kartu kata
·         Diskusi
·         Permainan telepon
·         Percakapan satu pihak
·         Pidato pendek
·         Parafrase
·         Melanjutkan cerita
·         Permainan alphabet

Untuk tingkat yang paling tinggi yaitu tingkat lanjut, teknik-teknik pembelajaran keterampilan berbicara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
·         Dramatisasi
·         Elaborasi
·         Reka cerita gambar
·         Biografi
·         Permainan memori
·         Diskusi
·         Wawancara
·         Pidato
·         Melanjutkan cerita
·         Talk show
·         Parafrase
·         Debat